CEPHALOPODA (Loligo indica)

 
Klasifikasi cumi-cumi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Class                : Chepalopoda
Sub kelas         : Coloidea
Super ordo      : Decapodiformes
Ordo                : Decapoda
Family             : Loliginidae
Genus              : Loligo
Spesies            : Loligo indica.

1.      Morfologi
Cumi-cumi memiliki tubuh relaif lebih panjang, langsing, dan bagian belakang meruncing. Cangkang terletak didalam rongga mantel, berwarna transparan., berbentuk pena atau bulu yang terbuat dari kitin. Mantel berwarna putih dengan bintikbintik ungu hingga kehitaman yang diselubungi selaput tipis. Pada kedua sisi bagian dorsal  mantel  terdapat sirip lateral yang berbentuk segitiga. Kepala besar dengan 8 tangan dan 2 tentakel panjang. Permukaan lengan bagian dalam dilengkapi dengan batil isap, sedangkan pada tentakel hanya terdapat pada ujungnya saja. Ujung pasangan lengan IV pada jantan berubah menjadi hectocotylus.
Cumi-cumi termasuk hewan tak bertulang belakang yang tidak mempunyai tulang pada tubuhnya, meskipun disebut ikan. Mereka mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bergerak lihai karena adanya sistem yang sangat menarik. Tubuh lunaknya diselimuti oleh lapisan pelindung tebal.
Semua cephalopoda pada dasarnya merupakan hewan plagis yang dapat berenang dengan gaya dorong jet (jet propulsion) untuk memburu mangsa. Tenaga dorong berasal dari air yang disemburkan dari rongga mantel. Mantel terdiri dari dua macam serabut otot, radial dan melingkar. Pada waktu menghisap air, otot melingkar beristirahat, sedangkan otot radial berkontraksi. Dengan demikian volume rongga mantel membesar dan air mengalir masuk ke dalamnya melalui bagian dorsal, lateral, ventral di antara tepi mantel dan kepala. Bila air dalam rongga mantel telah penuh, maka otot melingkar berkontraksi dan radial beristirahat. Dengan demikian tepi mantel sekitar kepala menutup erat dan tekanan dalam rongga mulut meningkat, sehingga air dipaksa keluar melalui corong (sifon).Air yang menyembur dari corong mempunyai tenaga dorong bagi hewan tersebut kea rah yang berlawanan.


Struktur Anatomi Cumi-cumi
o    Faring : bagian depan kerongkongan berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir.
o    Mulut : tempat masuknya makanan.
o    Mata : sebaga alat penglihatan
o    Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.
o    Anus : mengeluarkan sisa metabolisme.
o    Hati : mengambil sari-sari makanan dalam darah dan sebagai tempat penghasil empedu.
o    Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rongga mulut dan lambung.
o    Insang : sebagai organ pernapasan.
o    Lambung : sebagai bagian dari organ pencernaan.
o    Cangkang dalam : sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam.
o    Ovarium : penghasil sel telur.Rektum : sebagai bagian usus belakang yang membuka ke anus.
o    Kantung tinta : kantung selaput yang terdapat pada cumi,yang mengandung tinta. Tinta akan di semprotkan bila cumi merasa terganggu akan kedatangan / beretemu pemangsa/predator.
2.      Makan
Cumi-cumi adalah carnivora. Ini berarti pemakan daging. Cu,i-cumi memiliki gigi yang menyerupai paruh burung yang tajam. Tentakel yang lebih panjang menangkap mangsa. Cumi-cumi menarik makanan itu dengan tentakel yang lebih pendek ketika makanan itu terenggut dengan kekuatan seperti paruh bebek. Kemudian radula membenturkan makanan turun ke kerongkongan sehingga akan turun ke perut untuk di cerna. Radula adalah pita tanduk pada lidah.
Cumi-cumi sangat terbantu selama berburu dengan adanya alat peraba (tentakel) pada mulutnya. Tentakel yang seperti cambuk ini biasanya tetap tergulung dalam kantung yang terletak di bawah lengan-lengannya. Ketika menemukan mangsa, cumi- cumi menjulurkan tentakel untuk menyergapnya. Makhluk ini bergantung pada lengan- lengannya (keseluruhan berjumlah delapan) yang telah dirancang dengan tepat. Ia mampu dengan mudah mencabik-cabik seekor kepiting menjadi serpihan kecil dengan menggunakan paruhnya. Cumi-cumi menggunakan paruhnya dengan begitu terampil sehingga mampu dengan baik melubangi kulit cangkang kepiting dan mengeluarkan dagingnya .

3.      Reproduksi
Cumi-cumi berproduksi secara sexual. Cumi-cumi betina mengeluarkan banyak benang telur ke dalam air. Cumi-cumi jantan mengeluarkan sperma. Salah satu tangan cumi jantan yaitu hectocotylus bemodifikasi untuk memindahkan spermatofora ke dinding rongga mantel betina dekat oviduct.
Terdapat pula rancangan sempurna pada sistem perkembangbiakan cumi-cumi. Telurnya memiliki permukaan lengket karena dibungkus oleh albumin yang memungkinkannya menempel pada rongga- rongga di kedalaman lautan. Janin ini memakan sari makanan yang telah tersedia dalam telur hingga siap menetas. Janin ini memecah selubung telur dengan cabang kecil mirip sikat pada bagian ekornya. Alat ini segera hilang setelah telur menetas. Setiap seluk beluknya telah dirancang dan bekerja sebagaimana direncanakan.
Musim kawin cumi-cumi terjadi pada permulaan musim penghujan dan awal musim kemarau. Cumi-cumi diduga dapat memijah 1 kali dalam hidupnya dan biasanya mati setelah reproduksi.
Cumi-cumi tidak mengenal fase larva berarti ketika menetas cumi-cumi langsung berbentuk seperti induknya.

4.      Ancaman
Sebagai komponen biotic dalam ekosistem laut, anak cumi-cumi juga menjadi mangsa dari organism laut lain.Jenis pemangsa yang menyukai anak cumi-cumi adalah lumba-lumba, anjing laut, singa laut, ikan paus, dan ikan predator.

5.      Ekologi
Habitat cumi-cumi adalah perairan laut terbuka. Cumi-cumi memiliki mata layaknya hewan bertulang belakang sehingga mampu mengetahui datangnya mangsa ataupun musuh. Cumi-cumi lebih banyak bergerak pada massa air untuk mengejar mangsanya. Cumi-cumi bersifat fototaxis positif, suka atau tertarik mendekati cahaya. Bila merasa terancam, cumi-cumi akan mengeluarkan air dari dalam ronggamantel melalui sifon atau menyemburkan tinta yang berwarna hitam kebiruan. Setelah disemprotkan cairan tinta tersebut tidak akan larut dalam air melainkan masih menggumpal, pada saat itulah cumi-cumi akan meninggalkan tempat tersebut.
Di bawah kulit cumi-cumi tersusun sebuah lapisan padat kantung-kantung pewarna lentur yang disebut kromatofora. Dengan menggunakan lapisan ini, cumi-cumi dapat mengubah penampakan warna kulitnya, yang tidak hanya membantu dalam penyamaran akan tetapi juga sebagai sarana komunikasi. Misalnya, seekor cumi-cumi jantan menunjukkan warna yang berbeda ketika kawin dengan warna yang digunakan ketika berkelahi dengan seekor penantang.
Saat cumi-cumi jantan bercumbu dengan cumi-cumi betina, kulitnya berwarna kebiruan. Jika jantan lain datang mendekat pada waktu ini, ia menampakkan warna kemerahan pada separuh tubuhnya yang terlihat oleh jantan yang datang itu. Merah adalah warna peringatan yang digunakan saat menantang atau melakukan serangan.
Daftar Pustaka

Kordi K, M Ghufran H. 2010. A to Z Budidaya Biota Akuatik untuk Pangan, Kosmetik, dan Obat-obatan. Lily Publisher. Yogyakarta.
Kuncono, Eko Budi. 2004. Akuarium Laut. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Pollock, Steve. 2000. Jendela Iptek Seri 10 : Ekologi. Balai Pustaka. Jakarta
Suwignyo, Sugiarti.2005. Avertebrata Air. Penebar  Swadaya. Jakarta

1 komentar:

  1. Unknown mengatakan...:

    saran saya masih kurang ngerti dengan perbedaan cumi jantan betina jadi kalau bisa masukan gambar,,

Posting Komentar